Rabu, 15 Mei 2013

Pengertian Ekologi dan Kaitanya dengan Ilmu Lain


KAITAN EKOLOGI dengan ILMU LAIN

Pengertian Ekologi
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) danlogos (“ilmu”). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Kemajuan teknologi sekarang memungkinkan penelitiaan ekologi secara kuantitatif dari ekosistem yang besar dan kompleks. Dengan model matematika serta pengolahan secara computer maka akan dapat diramal apa yang akan terjadi bila sesuatu parameter dalam model itu diubah dan ini menimbulkan bidang baru yang dikenal sebagai ekologi stetistik dan ekologi system (model-model ekosistem). Kalau direnungkan kemajuan teknologi dapat dikatakan merupakan pedang bermata dua yang dapat digunakan untuk menghancurkannya. Oleh karena itu agar teknologi yang ditemukan manusia itu, bermanfaat ubtuk kesejahteraan manusia,  maka manusia sebagai insan peemakai harus mmpertimbangkan prinsip-prinsip ekologi.

  Pembagian Ekologi
Ekologi pada masa kini menjadi luas cakupannya, namun dapat digolongkan menurut bidang kajiannya :
Auteknologi adalah ekologi yang mempelajari suatu jenis (spesies) organisme yang berinteraksi dengan lingkungannya. Biaasanya ditekankan pada aspek siklus hidup, adptasi terhadap lingkungan, sifat parasitis atau non parasitis, dan lain-lain. Misalnya seorang ahli ekologi hanya mengkaji seluk beluk ekologi orang (Pongo pygmeaus) di alam asli, dan sebagainya. 
Sinekologi adalah ekologi yang mengkaji berbagai kelompok organisme sebagai suatu kesatuan yang saling berinteraksi dalam suatu daerah tertentu. Sering pula kita dengar dengan istilah lain seperti : ekologi jenis, ekologi populasi, ekologi komunitas, dan ekologi ekosistem. 

Kaitan Ekologi dengan Ilmu Lain

Ekologi berkaitan dengan berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan (peradaban) manusia, seorang yang belajar ekologi sebenarnya bertanya tentang berbagai hal berikut : bagaimana alam bekerja, bagaimana proses adaptasi dapat berlangsung, apa yang diperlukan oelh organisme dan apa pula yang dihasilkannya, bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lainnya, dan bagaimana individu-individu dalam spesies diatur sebagai populasi serta bagaimana pula eksotisme yang dimuculkan.
Komponen-komponen yang ada di dalam lingkungan hidup meliputi komponen abiotik dan biotik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan membentuk suatu sistem kehidupan yang disebut ekosistem. Suatu ekosistem akan menjamin keberlangsungan kehidupan apabila lingkungan itu dapat mencukupi kebutuhan minimum dari kebutuhan organisme. Maka keberadaan komponen-komponen tersebut ada yang senatiasa tersedia dan ada yang terbatas. Seperti populasi beberapa jenis flora ataupun fauna (biotik) yang akhir-akhir ini punah dan sinar udara (abiotik) yang senantiasa tersedia.
Ruang Lingkup Kajian Ekologi adalah untuk memahami batas-batas ruang lingkup kajian ekologi terlebih dahulu perlu dipahami bagaimana sistem kehidupan di muka ini tersusun dari sistem kehidupan terbesar (biosfer) samapai ke dalam sistem kehidupan terkecil yaitu sistem gen.
Spektrum sistem kehidupan ini dikenal dengan pengertian “Biosistem” yang terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik.
 ekologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu lainnya.
1.    Hubungan Ekologi dengan Ilmu Alam Lainnya
a.    Ilmu Fisika berperan karena dalam ekologi faktor fisik seperti sinar matahari, perubahan suhu, daya serap tanah, hujan.
b.    Ilmu Kimia berperan karena dalam ekologi proses kimia seperti dalam unsur-unsur C, N, CO2 yang  merupakan bagian penting dalam beberapa reaksi kimia.
c.    Ilmu Bumi dan Antariksa juga berperan karena ekologi berkaitan dengan berbagai proses yang dipengaruhi peristiwa-peristiwa siang dan malam, musim kemarau dan musim hujan, gravitasi, endapan aluvial, vulkanik, erosi dan lain-lain.

2.    Hubungan Ekologi dengan Ilmu Sosial-Budaya dan Ekonomi
Ilmu sosial-budaya sangat penting bila komponen manusia dimasukkan dalam cakupan ekosistem, atau bila kita mempelajari peran ekosistem dalam kehidupan manusia. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi sangatlah penting bagi kesinambungan pembangunan berkelanjutan. Sebab pembangunan dilakukan oleh dan untuk manusia yang hidup di dalam kondisi sosial-budaya dan ekonomi tertentu. Dalam pembangunan faktor ekonomi mendapat perhatian yang seperlunya, Ekonomi juga berasal dari kata “oikos” dan “nomics” yang berarti manajemen. Jadi ekonomi adalah manajemen tempat hidup atau manajemen lingkungan. Sebagai sumber energy bagi ekologi adalah sinar matahari, Sedangkan sumber “energy” bagi ekonomi adalah uang. Sebenarnya ekonomi dengan ekoligi mempunyai hubungan yang sesuai akan tetapi banyak orang menganggap bahwa ekonomi dengan ekologi merupakan dua hal yang bertentangan. Oleh karena itu, ahli ekonomi perlu mempelajari ekologi, sehingga didalam mendapatkan keuntungan maksimal juga memperoleh kualitas lingkunagn yang maksimal.
karena semua orang sadar bahwa pembangunan tak akan dapat berkelanjutan, apabila ekonomi tidak mendukungnya. Akan tetapi faktor sosial-budaya sering diabaikan. Namun sejarah menunjukkan, faktor sosial-budaya telah menyebabkan tak berkelanjutannya pembangunan dibanyak negara. Misalnya, pembangunan oleh Shah Iran tidak berkelanjutan, karena faktor sosial-budaya tidak dapat mendukungnya. Dan ambruklah kemaharajaan itu.
Demikian pula pembangunan di Srilanka, yang semula dianggap sebagai contoh pembangunan yang baik, kini terancam oleh keambrukan, karena tidak didukung oleh faktor sosial-budaya, yaitu ketidakserasian antara suku Tamil dan suku Singalese. Mengingat hal tersebut faktor sosial-budaya tidak kalah pentingya dari faktor ekonomi dalam menentukan berkelanjutannya pembangunan dan karena itu harus benar-benar diperhatikan dalam pembangunan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar